
Tidak seperti namanya, Desa Sekarbanyu, Bunga air. Desa yang berada di bagian selatan Kabupaten Malang ini justru tidak memiliki persediaan air yang cukup. Banyak sekali warga di sana dilanda kekurangan air.
Masalah yang sudah akrab dan sulit untuk ditangani oleh pemerintah desa setempat sejak bertahun-tahun lamanya. Ada banyak penyebab kekurangan air ini, seperti pipa air yang tidak menjangkau permukiman warga hingga keringnya sumur pribadi warga.
Inilah yang menjadi salah sau alasan bagi Universitas Al-Qolam untuk menempatkan mahasiswa KKN di desa tersebut. Salah satunya kelompok 14 KKN PAR. Para mahasiswa tersebut tepatnya berada di Madrasah Muharrik. Pada minggu-minggu awal, kelompok 14 KKN PAR mulai merencanakan strategi dan juga program untuk membantu persoalan kekeringan tersebut.

Para anggota kelompok mulai mengambil langkah awal dengan menemui banyak stakeholder dan aparat desa. Langkah ini diambil untuk meminta saran dan arahan terkait program yang bisa dikerjakan. Setelah melewati banyak proses dan usaha yang intens, kelompok 14 menetapkan program Biopori. Program yang disebar di waduk Williyana ini dilengkapi dengan penanaman tumbuhan untuk proses penghijauan.
Sebelum penyebaran dan penanaman, anggota kelompok terlebih dahulu mengadakan sosialisasi bersama warga desa. Sosialisasi terkait fungsi Biopori dan bahaya pencemaran limbah terhadap lingkungan hidup. Program Biopori ini mendapat dukungan dan antusiasme warga. Setelah itu dilakukan penyebaran dan penanaman tumbuhan hijau. Drama panjang kegiatan dan etos kerja selama dua bulan 10 hari diwarnai banyak sekali kejutan. Mulai dari sulitnya mendapatkan feedback dan pihak yang responsif, hingga tetek bengek masalah yang lainnya. Namun, siapa sangka program kelompok 14 KKN PAR Desa Sekarbanyu ini berhasil mendapatkan apresiasi dari pihak monitoring pada kegiatan Monev.

Program Biopori dinilai sebuah aksi kerja yang berani dengan kemandirian yang kompak. Mendapat penghargaan, anggota kelompok 14 semakin bersemangat dalam menyelesaikan program kerja hingga tuntas.
Puncaknya, kelompok 14 ikut berpartisipasi dan juga mengikuti kegiatan penutupan dan perpisahan dengan warga setempat. Kegiatan ini diisi dengan pengajian dan juga ucapan terima kasih perwakilan Mahasiswa. Kemudian, dilanjutkan dengan kunjungan anggota kelompok 14 ke rumah-rumah perangkat desa dan juga stakeholder sebagai ungkapan maaf dan terima kasih.