Sumber: Pinterest
Untuk membangun umat banyak dimensi dan variabelnya. Ibarat membangun rumah, tidak hanya desain gambar insinyur atau arsitek saja yang menentukan, tetapi tiap detail pelaksanaannya sampai penempatan paku yang presisi oleh kuli di pojok reng akan menentukan tidak hanya estetika tetapi persoalan mendasar dari kekuata bangunan tersebut.
Itu baru bangunan, apalagi umat. Dipastikan lebih rumit dengan kompleksitas yang membutuhkan kerja detail dari semua pihak. Karenanya semua unsur masyarakat harus bahu membahu membangun detail konstruksi keumatan yang baik ini. Membangun umat tidak bisa hanya kita bebankan pada satu pihak saja, termasuk pemerintah .
Ada aspek yang sifatnya legal-formal, sosio-kultural, politik adalah bagian detail yg musti diperhatikan.
Tentu terkait individu umat seperti pengembangan SDM atau supporting pendanaan juga sisi lain yang tidak boleh dilewatkan.
Akan banyak jika sisi-sisi lain tertulis, tetapi yang perlu digarisbawahi semua pihak harus bergandengan tangan saling berkolaborasi demi kemaslahatan umat.
So, kebijakan pemerintah hanya sekian persen dari dimensi itu, jangan terlalu terkuras jika malah mengabaikan kebaikan yg mungkin bisa kita lakukan.
Oleh karena itu, pada musim pemilu ini, silahkan para kontestan berkontestasi politik tapi umat tidak boleh terpolarisasi atau terpecah apalagi sampai pembangunan keumatan berjalan mundur.
Maka, penting untuk mendewasakan perilaku politik kita. Kalau hari ini, mengikuti cara berpikir instrumentalis, dimana para elits melakukan pembodohan politik, maka masyarakat sipil terutama kampus punya kewajiban menempuh upaya pembangunan budaya tanding dibidang pendidikan politik agar umat menempatkan pemilu sebagai proses yg “biasa saja” dan menjadikan umat sebagai kekuatan kontrol yang kapabel terhadap proses politik tersebut yang berujung munculnya keseimbangan yg pas antara masyarakat politik dan masyarakat sipil.
Dengan demikian proses demokrasi bukan lagi disandera oleh pelaku politik formal tetapi proses yang dinamis sehat dua entitas itu sehingga umat juga yang akhirnya diuntungkan.
Mudah diteorikan sulit diwujudkan bukan?
Ahmad Atho’ Lukman Hakim, M.Sc
Ketua LP3M IAI Al-Qolam