Siapa yang Kau Cinta, Nabi atawa Diri Sendiri?

Sumber: Google

Siapa yang kau cinta, Nabi atawa diri sendiri?

Setelah sekian Maulid Sosok Teragung, Nabi Muhammad kita rayakan,
Setelah sekian lama dzuriyah diperdebatkan,
Sejenak marilah merenung apakah kita pencinta Nabi atau hanya pengakuan tanpa bukti.

Jika penghormatan hanya untuk kepentinganmu sendiri,
Agar melimpah rizki,
Agar semua permasalahan teratasi,
Bukan bersungguh ingin menjadi sahabat yang sejati ,
Aku jadi bertanya kau pecinta Nabi atau mencintai diri sendiri?

Jika penghormatan sambil meremehkan dan tidak peduli pada mereka yang dulu Beliau bela,
Jangankan berempati ataupun memperjuangakan
Justru kau menyepelekan kaum papa,
Aku jadi bertanya kau pecinta Nabi atau hanya peduli diri sendiri?

Jika kau hanya tahu pada penghormatan kepada yang kamu duga “ruang ekspresi rasa cinta” :
Tapi tak pernah menyapa umatnya;
Kau sering hadir di majlis dzuriahnya sambil terus berbuat aniaya atau menyebar kebencian pada yang berbeda,
Kau hadiahkan sebagian harta sambil bermalas-malasan memegang teguh prnsip dan ajarannya,
Aku jadi bertanya kau pecinta Nabi atau mengagungkan diri sendiri ?

Cinta bukan pengakuan;
Sebab cinta bukan kata, tetapi segenap pengetahuan akan siapa diri kita dan siapa yang tercinta.

Maka, kita akan sadar cinta adalah kerelaan bukan kepentingan.

Cinta adalah kebersamaan menuju keluhuran bukan berputar-putar di ruang kedangkalan.

Cinta adalah diri yang hanyut tanggelam bukan ego yang semakin jalang.

Penjilat bukan pecinta!

Penjilat hanya peduli dengan kepentingan
Sedang pecinta menggerakan khidmah dengan segala pengorbanan.

Oleh: Ahmad Atho’ Lukman Hakim